Explore Firewall dn Proxy
November 29, 2015
EXPLORE FIREWALL
Tembok api atau dinding api
adalah suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang
dianggap aman untuk bisa melaluinya dan mencegah lalu lintas jaringan yang
dianggap tidak aman. Umumnya, sebuah tembok-api diterapkan dalam sebuah mesin
terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway) antara jaringan lokal
dengan jaringan Internet.
Tembok-api digunakan untuk
membatasi atau mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses
terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Saat ini, istilah firewall menjadi
istilah lazim yang merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar dua macam
jaringan yang berbeda. Mengingat saat ini banyak perusahaan yang memiliki akses
ke Internet dan juga tentu saja jaringan berbadan hukum di dalamnya, maka perlindungan
terhadap perangkat digital perusahaan tersebut dari serangan para peretas,
pemata-mata, ataupun pencuri data lainnya, menjadi kenyataan.
JENIS-JENIS FIREWALL
Personal Firewall: Personal Firewall
didesain untuk melindungi sebuah komputer yang terhubung ke jaringan dari akses
yang tidak dikehendaki. Firewall jenis ini akhir-akhir ini berevolusi menjadi
sebuah kumpulan program yang bertujuan untuk mengamankan komputer secara total,
dengan ditambahkannya beberapa fitur pengaman tambahan semacam perangkat
proteksi terhadap virus, anti-spyware, anti-spam, dan lainnya. Bahkan beberapa
produk firewall lainnya dilengkapi dengan fungsi pendeteksian gangguan keamanan
jaringan (Intrusion Detection System). Contoh dari firewall jenis ini adalah
Microsoft Windows Firewall (yang telah terintegrasi dalam sistem operasi
Windows XP Service Pack 2, Windows Vista dan Windows Server 2003 Service Pack
1), Symantec Norton Personal Firewall, Kerio Personal Firewall, dan lain-lain.
Personal Firewall secara umum hanya memiliki dua fitur utama, yakni Packet
Filter Firewall dan Stateful Firewall.
Network Firewall: Network Firewall
didesain untuk melindungi jaringan secara keseluruhan dari berbagai serangan.
Umumnya dijumpai dalam dua bentuk, yakni sebuah perangkat terdedikasi atau
sebagai sebuah perangkat lunak yang diinstalasikan dalam sebuah server. Contoh
dari firewall ini adalah Microsoft Internet Security and Acceleration Server
(ISA Server), Cisco PIX, Cisco ASA, IPTables dalam sistem operasi GNU/Linux, pf
dalam keluarga sistem operasi Unix BSD, serta SunScreen dari Sun Microsystems,
Inc. yang dibundel dalam sistem operasi Solaris. Network Firewall secara umum
memiliki beberapa fitur utama, yakni apa yang dimiliki oleh personal firewall
(packet filter firewall dan stateful firewall), Circuit Level Gateway,
Application Level Gateway, dan juga NAT Firewall. Network Firewall umumnya
bersifat transparan (tidak terlihat) dari pengguna dan menggunakan teknologi
routing untuk menentukan paket mana yang diizinkan, dan mana paket yang akan
ditolak.
Fungsi Firewall
v Mengatur
dan mengontrol lalu lintas jaringan
Fungsi pertama yang dapat dilakukan oleh
firewall adalah firewall harus dapat mengatur dan mengontrol lalu lintas
jaringan yang diizinkan untuk mengakses jaringan privat atau komputer yang
dilindungi oleh firewall. Firewall melakukan hal yang demikian, dengan
melakukan inspeksi terhadap paket-paket dan memantau koneksi yang sedang
dibuat, lalu melakukan penapisan (filtering) terhadap koneksi
berdasarkan hasil inspeksi paket dan koneksi tersebut.
Inspeksi paket ('packet inspection)
merupakan proses yang dilakukan oleh firewall untuk 'menghadang' dan memproses
data dalam sebuah paket untuk menentukan bahwa paket tersebut diizinkan atau
ditolak, berdasarkan kebijakan akses (access policy) yang diterapkan oleh
seorang administrator. Firewall, sebelum menentukan keputusan apakah hendak
menolak atau menerima komunikasi dari luar, ia harus melakukan inspeksi terhadap
setiap paket (baik yang masuk ataupun yang keluar) di setiap antarmuka dan
membandingkannya dengan daftar kebijakan akses. Inspeksi paket dapat dilakukan
dengan melihat elemen-elemen berikut, ketika menentukan apakah hendak menolak
atau menerima komunikasi:
·
Alamat IP dari komputer sumber
·
Port sumber pada komputer sumber
·
Alamat IP dari komputer tujuan
·
Port tujuan data pada komputer tujuan
·
Protokol IP
·
Informasi header-header yang disimpan dalam paket
Koneksi dan Keadaan Koneksi
Agar dua host TCP/IP dapat saling
berkomunikasi, mereka harus saling membuat koneksi antara satu dengan lainnya.
Koneksi ini memiliki dua tujuan:
1. Komputer
dapat menggunakan koneksi tersebut untuk mengidentifikasikan dirinya kepada
komputer lain, yang meyakinkan bahwa sistem lain yang tidak membuat koneksi
tidak dapat mengirimkan data ke komputer tersebut. Firewall juga dapat
menggunakan informasi koneksi untuk menentukan koneksi apa yang diizinkan oleh
kebijakan akses dan menggunakannya untuk menentukan apakah paket data tersebut
akan diterima atau ditolak.
2. Koneksi
digunakan untuk menentukan bagaimana cara dua host tersebut akan berkomunikasi
antara satu dengan yang lainnya (apakah dengan menggunakan koneksi
connection-oriented, atau connectionless).
Ilustrasi mengenai percakapan antara dua buah host
Kedua tujuan tersebut dapat
digunakan untuk menentukan keadaan koneksi antara dua host tersebut, seperti
halnya cara manusia bercakap-cakap. Jika Amir bertanya kepada Aminah mengenai
sesuatu, maka Aminah akan meresponsnya dengan jawaban yang sesuai dengan
pertanyaan yang diajukan oleh Amir; Pada saat Amir melontarkan pertanyaannya
kepada Aminah, keadaan percakapan tersebut adalah Amir menunggu respons dari
Aminah. Komunikasi di jaringan juga mengikuti cara yang sama untuk memantau
keadaan percakapan komunikasi yang terjadi.
Firewall dapat memantau informasi
keadaan koneksi untuk menentukan apakah ia hendak mengizinkan lalu lintas
jaringan. Umumnya hal ini dilakukan dengan memelihara sebuah tabel keadaan
koneksi (dalam istilah firewall: state table) yang memantau keadaan semua
komunikasi yang melewati firewall. Dengan memantau keadaan koneksi ini,
firewall dapat menentukan apakah data yang melewati firewall sedang
"ditunggu" oleh host yang dituju, dan jika ya, aka mengizinkannya. Jika
data yang melewati firewall tidak cocok dengan keadaan koneksi yang
didefinisikan oleh tabel keadaan koneksi, maka data tersebut akan ditolak. Hal
ini umumnya disebut sebagai Stateful Inspection.
Stateful Packet Inspection
Ketika sebuah firewall
menggabungkan stateful inspection dengan packet inspection, maka firewall
tersebut dinamakan dengan Stateful Packet Inspection (SPI). SPI merupakan
proses inspeksi paket yang tidak dilakukan dengan menggunakan struktur paket
dan data yang terkandung dalam paket, tapi juga pada keadaan apa host-host yang
saling berkomunikasi tersebut berada. SPI mengizinkan firewall untuk melakukan
penapisan tidak hanya berdasarkan isi paket tersebut, tapi juga berdasarkan
koneksi atau keadaan koneksi, sehingga dapat mengakibatkan firewall memiliki
kemampuan yang lebih fleksibel, mudah diatur, dan memiliki skalabilitas dalam
hal penapisan yang tinggi.
Salah satu keunggulan dari SPI
dibandingkan dengan inspeksi paket biasa adalah bahwa ketika sebuah koneksi
telah dikenali dan diizinkan (tentu saja setelah dilakukan inspeksi), umumnya
sebuah kebijakan (policy) tidak dibutuhkan untuk mengizinkan komunikasi balasan
karena firewall tahu respons apa yang diharapkan akan diterima. Hal ini
memungkinkan inspeksi terhadap data dan perintah yang terkandung dalam sebuah
paket data untuk menentukan apakah sebuah koneksi diizinkan atau tidak, lalu
firewall akan secara otomatis memantau keadaan percakapan dan secara dinamis
mengizinkan lalu lintas yang sesuai dengan keadaan. Ini merupakan peningkatan
yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan firewall dengan inspeksi paket
biasa. Apalagi, proses ini diselesaikan tanpa adanya kebutuhan untuk
mendefinisikan sebuah kebijakan untuk mengizinkan respons dan komunikasi selanjutnya.
Kebanyakan firewall modern telah mendukung fungsi ini.
v Melakukan autentikasi terhadap akses
Fungsi fundamental firewall yang
kedua adalah firewall dapat melakukan autentikasi terhadap akses.
Protokol TCP/IP dibangun dengan
premis bahwa protokol tersebut mendukung komunikasi yang terbuka. Jika dua host
saling mengetahui alamat IP satu sama lainnya, maka mereka diizinkan untuk
saling berkomunikasi. Pada awal-awal perkembangan Internet, hal ini boleh
dianggap sebagai suatu berkah. Tapi saat ini, di saat semakin banyak yang
terhubung ke Internet, mungkin kita tidak mau siapa saja yang dapat
berkomunikasi dengan sistem yang kita miliki. Karenanya, firewall dilengkapi
dengan fungsi autentikasi dengan menggunakan beberapa mekanisme autentikasi,
sebagai berikut:
·
Firewall dapat meminta input dari pengguna mengenai
nama pengguna (user name) serta kata kunci (password). Metode ini sering
disebut sebagai extended authentication atau xauth. Menggunakan xauth pengguna
yang mencoba untuk membuat sebuah koneksi akan diminta input mengenai nama dan
kata kuncinya sebelum akhirnya diizinkan oleh firewall. Umumnya, setelah
koneksi diizinkan oleh kebijakan keamanan dalam firewall, firewall pun tidak
perlu lagi mengisikan input password dan namanya, kecuali jika koneksi terputus
dan pengguna mencoba menghubungkan dirinya kembali.
·
Metode kedua adalah dengan menggunakan sertifikat
digital dan kunci publik. Keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode
pertama adalah proses autentikasi dapat terjadi tanpa intervensi pengguna.
Selain itu, metode ini lebih cepat dalam rangka melakukan proses autentikasi.
Meskipun demikian, metode ini lebih rumit implementasinya karena membutuhkan
banyak komponen seperti halnya implementasi infrastruktur kunci publik.
Dengan mengimplementasikan proses
autentikasi, firewall dapat menjamin bahwa koneksi dapat diizinkan atau tidak.
Meskipun jika paket telah diizinkan dengan menggunakan inspeksi paket (PI) atau
berdasarkan keadaan koneksi (SPI), jika host tersebut tidak lolos proses
autentikasi, paket tersebut akan dibuang.
v Melindungi sumber daya dalam jaringan privat
Salah satu tugas firewall adalah
melindungi sumber daya dari ancaman yang mungkin datang. Proteksi ini dapat
diperoleh dengan menggunakan beberapa pengaturan peraturan akses (access
control), penggunaan SPI, application proxy, atau kombinasi dari semuanya untuk
mengamankan host yang dilindungi supaya tidak dapat diakses oleh host-host yang
mencurigakan atau dari lalu lintas jaringan yang mencurigakan. Meskipun
demikian, firewall bukan satu-satunya metode proteksi teraman terhadap sumber
daya, dan mempercayakan proteksi firewall dari ancaman secara eksklusif adalah
salah satu kesalahan fatal.
Dalam contoh ini, web server
tersebut akhirnya mengakibatkan proteksi yang ditawarkan oleh firewall menjadi
tidak berguna. Hal ini disebabkan oleh firewall tidak dapat membedakan antara
request HTTP yang mencurigakan atau tidak. Apalagi, jika firewall yang
digunakan bukan application proxy. Oleh karena itulah, sumber daya yang
dilindungi haruslah dipelihara dengan melakukan penambalan terhadap
lubang-lubang keamanan, selain tentunya dilindungi oleh firewall.
Cara Kerja Firewall
Firewall berada di antara kedua
jaringan seperti internet dan komputer sehingga firewall berfungsi sebagai
pelindung. Tujuan utama adanya firewall adalah untuk user yang tidak
menginginkan lalu lintas jaringan yang berusaha masuk ke komputer, namun tidak
hanya itu saja yang bisa dilakukan firewall. Firewall juga dapat menganalisis
jaringan yang mencoba masuk ke komputer anda, dan dapat melakukan apa yang
harus dilakukan ketika jaringan tersebut masuk. Contohnya saja, firewall bisa
diatur untuk memblokir beberapa jenis jaringan yang mencoba keluar atau
mencatat log lalu lintas jaringan yang mencurigakan.
Firewall bisa memiliki berbagai
aturan yang dapat anda tambahkan atau hapus untuk menolak jaringan tertentu.
Contohnya saja, hanya dapat mengakses alamat IP tertentu atau mengumpulkan
semua akses dari tempat lain untuk ke satu tempat yang aman terlebih dahulu
Packet-Filter Firewall
Contoh pengaturan akses (access
control) yang diterapkan dalam firewall Pada bentuknya yang paling
sederhana, sebuah firewall adalah sebuah router atau komputer yang dilengkapi
dengan dua buah NIC (Network Interface Card, kartu antarmuka jaringan) yang
mampu melakukan penapisan atau penyaringan terhadap paket-paket yang masuk.
Perangkat jenis ini umumnya disebut dengan packet-filtering router.
Firewall jenis ini bekerja dengan
cara membandingkan alamat sumber dari paket-paket tersebut dengan kebijakan
pengontrolan akses yang terdaftar dalam Access Control List firewall, router
tersebut akan mencoba memutuskan apakah hendak meneruskan paket yang masuk
tersebut ke tujuannya atau menghentikannya. Pada bentuk yang lebih sederhana
lagi, firewall hanya melakukan pengujian terhadap alamat IP atau nama domain
yang menjadi sumber paket dan akan menentukan apakah hendak meneruskan atau
menolak paket tersebut. Meskipun demikian, packet-filtering router tidak dapat
digunakan untuk memberikan akses (atau menolaknya) dengan menggunakan basis
hak-hak yang dimiliki oleh pengguna.
Cara kerja packet filter firewall
Packet-filtering router juga dapat
dikonfigurasikan agar menghentikan beberapa jenis lalu lintas jaringan dan tentu
saja mengizinkannya. Umumnya, hal ini dilakukan dengan
mengaktifkan/menonaktifkan port TCP/IP dalam sistem firewall tersebut. Sebagai
contoh, port 25 yang digunakan oleh Protokol SMTP (Simple Mail Transfer
Protocol) umumnya dibiarkan terbuka oleh beberapa firewall untuk mengizinkan
surat elektronik dari Internet masuk ke dalam jaringan privat, sementara port
lainnya seperti port 23 yang digunakan oleh Protokol Telnet dapat dinonaktifkan
untuk mencegah pengguna Internet untuk mengakses layanan yang terdapat dalam
jaringan privat tersebut. Firewall juga dapat memberikan semacam pengecualian
(exception) agar beberapa aplikasi dapat melewati firewall tersebut. Dengan
menggunakan pendekatan ini, keamanan akan lebih kuat tapi memiliki kelemahan
yang signifikan yakni kerumitan konfigurasi terhadap firewall: daftar Access
Control List firewall akan membesar seiring dengan banyaknya alamat IP, nama
domain, atau port yang dimasukkan ke dalamnya, selain tentunya juga exception
yang diberlakukan.
Circuit Level Gateway
Firewall jenis lainnya adalah
Circuit-Level Gateway, yang umumnya berupa komponen dalam sebuah proxy server.
Firewall jenis ini beroperasi pada level yang lebih tinggi dalam model
referensi tujuh lapis OSI (bekerja pada lapisan sesi/session layer) daripada
Packet Filter Firewall. Modifikasi ini membuat firewall jenis ini berguna dalam
rangka menyembunyikan informasi mengenai jaringan terproteksi, meskipun
firewall ini tidak melakukan penyaringan terhadap paket-paket individual yang
mengalir dalam koneksi.
Dengan menggunakan firewall jenis
ini, koneksi yang terjadi antara pengguna dan jaringan pun disembunyikan dari
pengguna. Pengguna akan dihadapkan secara langsung dengan firewall pada saat
proses pembuatan koneksi dan firewall pun akan membentuk koneksi dengan sumber
daya jaringan yang hendak diakses oleh pengguna setelah mengubah alamat IP dari
paket yang ditransmisikan oleh dua belah pihak. Hal ini mengakibatkan
terjadinya sebuah sirkuit virtual (virtual circuit) antara pengguna dan sumber
daya jaringan yang ia akses.
Firewall ini dianggap lebih aman
dibandingkan dengan Packet-Filtering Firewall, karena pengguna eksternal tidak
dapat melihat alamat IP jaringan internal dalam paket-paket yang ia terima,
melainkan alamat IP dari firewall.
Application Level Firewall
Application Level Firewall (disebut
juga sebagai application proxy atau application level gateway)
Firewall jenis lainnya adalah
Application Level Gateway (atau Application-Level Firewall atau sering juga
disebut sebagai Proxy Firewall), yang umumnya juga merupakan komponen dari
sebuah proxy server. Firewall ini tidak mengizinkan paket yang datang untuk
melewati firewall secara langsung. Tetapi, aplikasi proxy yang berjalan dalam
komputer yang menjalankan firewall akan meneruskan permintaan tersebut kepada
layanan yang tersedia dalam jaringan privat dan kemudian meneruskan respons
dari permintaan tersebut kepada komputer yang membuat permintaan pertama kali
yang terletak dalam jaringan publik yang tidak aman.
Umumnya, firewall jenis ini akan
melakukan autentikasi terlebih dahulu terhadap pengguna sebelum mengizinkan
pengguna tersebut untuk mengakses jaringan. Selain itu, firewall ini juga
mengimplementasikan mekanisme auditing dan pencatatan (logging) sebagai bagian
dari kebijakan keamanan yang diterapkannya. Application Level Firewall juga
umumnya mengharuskan beberapa konfigurasi yang diberlakukan pada pengguna untuk
mengizinkan mesin klien agar dapat berfungsi. Sebagai contoh, jika sebuah proxy
FTP dikonfigurasikan di atas sebuah application layer gateway, proxy tersebut
dapat dikonfigurasikan untuk mengizinlan beberapa perintah FTP, dan menolak
beberapa perintah lainnya. Jenis ini paling sering diimplementasikan pada proxy
SMTP sehingga mereka dapat menerima surat elektronik dari luar (tanpa
menampakkan alamat e-mail internal), lalu meneruskan e-mail tersebut kepada
e-mail server dalam jaringan. Tetapi, karena adanya pemrosesan yang lebih
rumit, firewall jenis ini mengharuskan komputer yang dikonfigurasikan sebagai
application gateway memiliki spesifikasi yang tinggi, dan tentu saja jauh lebih
lambat dibandingkan dengan packet-filter firewall.
NAT Firewall
Lihat juga: Network Address
Translation
Stateful Firewall
Cara kerja stateful firewall
Stateful Firewall merupakan sebuah
firewall yang menggabungkan keunggulan yang ditawarkan oleh packet-filtering
firewall, NAT Firewall, Circuit-Level Firewall dan Proxy Firewall dalam satu
sistem. Stateful Firewall dapat melakukan filtering terhadap lalu lintas
berdasarkan karakteristik paket, seperti halnya packet-filtering firewall, dan
juga memiliki pengecekan terhadap sesi koneksi untuk meyakinkan bahwa sesi
koneksi yang terbentuk tersebut diizinlan. Tidak seperti Proxy Firewall atau
Circuit Level Firewall, Stateful Firewall umumnya didesain agar lebih
transparan (seperti halnya packet-filtering firewall atau NAT firewall).
Tetapi, stateful firewall juga mencakup beberapa aspek yang dimiliki oleh
application level firewall, sebab ia juga melakukan inspeksi terhadap data yang
datang dari lapisan aplikasi (application layer) dengan menggunakan layanan
tertentu. Firewall ini hanya tersedia pada beberapa firewall kelas atas,
semacam Cisco PIX. Karena menggabungkan keunggulan jenis-jenis firewall
lainnya, stateful firewall menjadi lebih kompleks.
Virtual Firewall
Virtual Firewall adalah sebutan
untuk beberapa firewall logis yang berada dalam sebuah perangkat fisik
(komputer atau perangkat firewall lainnya). Pengaturan ini mengizinkan beberapa
jaringan agar dapat diproteksi oleh sebuah firewall yang unik yang menjalankan
kebijakan keamanan yang juga unik, cukup dengan menggunakan satu buah
perangkat. Dengan menggunakan firewall jenis ini, sebuah ISP (Internet Service
Provider) dapat menyediakan layanan firewall kepada para pelanggannya, sehingga
mengamankan lalu lintas jaringan mereka, hanya dengan menggunakan satu buah
perangkat. Hal ini jelas merupakan penghematan biaya yang signifikan, meski
firewall jenis ini hanya tersedia pada firewall kelas atas, seperti Cisco PIX
535.
Transparent Firewall
Transparent Firewall (juga dikenal
sebagai bridging firewall) bukanlah sebuah firewall yang murni, tetapi ia hanya
berupa turunan dari stateful Firewall. Daripada firewall-firewall lainnya yang
beroperasi pada lapisan IP ke atas, transparent firewall bekerja pada lapisan
Data-Link Layer, dan kemudian ia memantau lapisan-lapisan yang ada di atasnya.
Selain itu, transparent firewall juga dapat melakukan apa yang dapat dilakukan
oleh packet-filtering firewall, seperti halnya stateful firewall dan tidak
terlihat oleh pengguna (karena itulah, ia disebut sebagai Transparent
Firewall).
Intinya, transparent firewall
bekerja sebagai sebuah bridge yang bertugas untuk menyaring lalu lintas
jaringan antara dua segmen jaringan. Dengan menggunakan transparent firewall,
keamanan sebuah segmen jaringan pun dapat diperkuat, tanpa harus
mengaplikasikan NAT Filter. Transparent Firewall menawarkan tiga buah
keuntungan, yakni sebagai berikut:
Konfigurasi yang mudah (bahkan
beberapa produk mengklaim sebagai "Zero Configuration"). Hal ini
memang karena transparent firewall dihubungkan secara langsung dengan jaringan
yang hendak diproteksinya, dengan memodifikasi sedikit atau tanpa memodifikasi
konfigurasi firewall tersebut. Karena ia bekerja pada data-link layer,
pengubahan alamat IP pun tidak dibutuhkan. Firewall juga dapat dikonfigurasikan
untuk melakukan segmentasi terhadap sebuah subnet jaringan antara jaringan yang
memiliki keamanan yang rendah dan keamanan yang tinggi atau dapat juga untuk
melindungi sebuah host, jika memang diperlukan.
Kinerja yang tinggi. Hal ini
disebabkan oleh firewall yang berjalan dalam lapisan data-link lebih sederhana
dibandingkan dengan firewall yang berjalan dalam lapisan yang lebih tinggi.
Karena bekerja lebih sederhana, maka kebutuhan pemrosesan pun lebih kecil
dibandingkan dengan firewall yang berjalan pada lapisan yang tinggi, dan
akhirnya performa yang ditunjukannya pun lebih tinggi.
Tidak terlihat oleh pengguna (stealth).
Hal ini memang dikarenakan Transparent Firewall bekerja pada lapisan data-link,
dan tidak membutuhkan alamat IP yang ditetapkan untuknya (kecuali untuk
melakukan manajemen terhadapnya, jika memang jenisnya managed firewall). Karena
itulah, transparent firewall tidak dapat terlihat oleh para penyerang. Karena
tidak dapat diraih oleh penyerang (tidak memiliki alamat IP), penyerang pun
tidak dapat menyerangnya.
EXPLORE PROXY
Pengertian proxy adalah server
yang menyediakan suatu layanan untuk meneruskan setiap permintaan user kepada
server lain yang terdapat di internet. Atau definisi proxy server yang lainnya
yaitu suatu server atau program komputer yang mempunyai peran sebagai
penghubung antara suatu komputer dengan internet.
Cara kerja Proxy server
Bagaimanakah proxy bekerja?
Sebenarnya prinsip kerja proxy server sangatlah sederhana, saat user
menggunakan layanan suatu proxy lalu meminta file atau data yang terdapat di
public server (internet) maka proxy akan meneruskannya ke internet jadi
seolah-olah proxy tersebut yang memintanya. Dan saat proxy server telah
mendapatkan apa yang diminta oleh user, proxy akan memberikan respon kepada
user jadi seolah-olah dialah public servernya.
Fungsi proxy
Berikut di bawah ini adalah
beberapa fungsi proxy:
1. Fungsi conecting sharing
Salah satu fungsi proxy adalah
sebagai connecting sharing yaitu sebagai penghubung atau perantara pengambilan
data dari suatu alamat IP dan diantarkan ke alamat IP lainnya ataupun kepada IP
komputer user.
2. Fungsi filtering
Terdapat beberapa proxy yang
dilengkapi dengan firewall yang dapat memblokir beberapa atau sebuah alamat IP
yang tidak diinginkan, sehingga beberapa website tidak dapat diakses dengan
memakai proxy tersebut. Itulah salah satu fungsi dari proxy sebagai filtering. Baca
juga: Pengertian firewall dan fungsinya terlengkap.
3. Fungsi caching
Dan fungsi proxy yang lainnya
yaitu sebagai fungsi caching, disini maksudnya proxy juga dilengkapi dengan
media penyimpanan data dari suatu web, dari query ataupun permintaan akses user.
Misalnya permintaan untuk mengakses suatu web dapat lebih cepat jika telah ada
permintaan akses ke suatu web pada pemakai proxy sebelumnya. Itulah fungsi
proxy sebagai chacing.
Hal-hal yang dapat dilakukan oleh web proxy
Web proxy adalah komputer server
yang bertindak sebagai komputer lainnya berfungsi untuk melakukan request
terhadap kontent dari suatu jaringan internet ataupun jaringan intranet. Adapun
hal-hal yang dapat dilakukan oleh web proxy diantaranya sebagai berikut ini:
Dapat menyembunyikan alamat IP
address.
Dapat dipakai untuk mengakses
suatu website yang telah di blok oleh ISP (Internet service provider) atau oleh
suatu organisasi. Baca juga: Pengertian, contoh dan fungsi ISP (Internet
Service Provider).
Dapat di gunakan untuk men-blok beberapa
atau sebuah website yang nantinya didak dapat diakses.
Dapat men-filter cookies yang
tidak di inginkan dan seluruh cookies yang tersimpan di encrypt.
Dan dapat meningkatkan keamanan
privacy pengguna.